Thursday, November 27, 2014

Tata Krama yang Perlu Dikuasai Anak

Aduh Bu, anaknya sopan sekali ya, kalau si Rama ini loh gak tau sopan santun kayak Bapaknya.

Biasanya saya tersenyum saja mendengar kalimat di atas :). Ada beberapa salah kaprah yang umumnya dipahami banyak orang mengenai sopan santun, yaitu asumsi bahwa tata krama / sopan santun adalah bagian dari genetik / keturunan dan bahwa nanti anak akan mengerti dengan sendirinya kalau sudah besar.


Anak tidak terlahir memiliki tata krama atau mewariskan sopan santun dari ayah atau ibunya. Anak-anak mempelajarinya dari orangtua yang meneladankan dan secara menyengaja mengajarkan sopan santun kepada anak-anaknya. Bisa dikatakan, rumah adalah sekolah di mana anak-anak mempelajari perilaku dan gaya hidup orangtuanya.


Tata krama berbeda dari kepribadian / temperamen yang sudah menjadi karakteristik setiap anak sejak lahir. Tata krama pada dasarnya merupakan tindakan untuk menghargai orang lain serta membuat orang lain merasa dihargai dan nyaman berada di dekat kita. Apapun kepribadiannya, setiap anak dapat belajar tata krama. Tata krama merupakan ide yang berawal dari Tuhan ketika Ia memberikan peraturan emas untuk memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.

Tata krama sebaiknya diajarkan sedini mungkin karena anak tidak akan tiba-tiba menguasainya. You Can Raise A Well-Mannered Child, menganalogikan pertumbuhan anak  dengan pertumbuhan tanamanan. Ada satu pohon sycamore bengkok yang tumbuh di halaman belakang rumahnya. Kenapa pohon tersebut tidak tumbuh tinggi dan lurus ke atas? Ketika pohon itu masih berupa tangkai kecil ia tumbuh di samping sebuah bangunan bahkan hampir tertimpa bangunan tersebut. Jadi, sang pohon tumbuh ke samping untuk dapat bertahan hidup dan mencari sinar matahari. Bahkan ketika bangunan tersebut akhirnya disingkirkan, pohon tersebut masih terus tumbuh bengkok. Ia tidak tumbuh menjulang tinggi dan meneduhkan sekitarnya, melainkan hanya bertahan hidup saja karena ia hanya tumbuh mengikuti pola di masa awal hidupnya.
ketika ia dewasa.  June Hines Mooore, dalam bukunya

Seperti pohon yang berbuah, kadang manis atau asam, demikian juga anak. Jika kita mengajarkan keterampilan sosial berupa tata krama (dan tentu disertai dengan pengenalan akan Tuhan dan dirinya)  maka hal ini akan menghasilkan buah-buah karakter pada anak seperti  kasih, sukacita, damai sejahtera,   kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Karakter-karakter tersebut di atas dapat terbentuk karena ketika anak belajar dan mempraktikkan tata krama ia sedang memupuk kebiasaan untuk memperhatikan kebutuhan orang lain dan menempatkan diri di sepatu orang lain. Bukankah ini obat yang mujarab untuk menangkal sifat berpusat pada diri sendiri / egois ? :)

Lalu, apa saja tata krama yang perlu kita ajarkan pada anak? Letitia Baldrige, dalam bukunya Manners for the '90s, mengatakan bahwa pada usia 10 tahun anak-anak seharusnya sudah menjadi manusia yang cukup dapat bersosialisasi, sadar akan dasar-dasar tata krama, hanya kurang polesan manusia dewasa saja. Berikut beberapa daftar tata krama yang dapat diajarkan berdasarkan usia anak:[1]

Usia 3-4 tahun
- Mengucapkan ucapan salam dan pamit.
- Mengucapkan tolong dan terima kasih.
- Menjabat tangan.
- Berbagi dengan teman / orang lain.

Usia 4 - 5 tahun
- Mengucapkan permisi / maaf.
- Menggunakan sendok dan garpu dengan benar.
- Meminta tolong dengan sopan agar diambilkan makanan tertentu ketika makan bersama di meja makan.
- Menggunakan serbet makan.
- Tidak berbicara dalam keadaan mulut penuh makanan.

Usia 5-6 tahun
- Berperilaku sopan di depan umum untuk periode waktu tertentu, seperti tidak lari-larian dalam ruangan,  membuat gaduh atau berbicara dengan volume yang kencang.

Usia 6-10 tahun
- Tidak memotong pembicaraan orang lain dan mendengarkan dengan baik.
- Mengucapkan permisi / maaf jika ada keperluan yang sangat penting sehingga perlu memotong pembicaraan orang lain.
- Menunjukkan hormat kepada orang berkebutuhan khusus (kaum difable).
- Menawarkan bantuan jika dibutuhkan.
- Menunjukkan hormat kepada orang yang lebih tua (manula), seperti mempersilahkan orang yang lebih tua untuk masuk / keluar ruangan terlebih dahulu, berbicara dengan hormat, dan menawarkan pertolongan.
- Menahan diri dari mengucapkan komentar-komentar menyakitkan atau penghakiman, seperti "kupingnya besar banget" atau "bajunya jelek banget sih."
- Mengerti tata krama ketika berkunjung ke rumah orang lain.
- Merapikan tempat tidur sendiri.
- Dapat menuliskan kartu ucapan terima kasih untuk menghargai orang lain yang sudah memberikan hadiah atau bantuan.

Usia 10-12 tahun
- Memiliki kemampuan untuk menjaga kerahasiaan, seperti tidak membeberkan informasi keluarga yang sifatnya privat kepada orang lain.
- Merespon dengan baik jika diajak berbiacara.
- Memanggil dengan lembut jika menyampaikan ada telepon. Misalnya ada telepon dari Bapak X yang mencari ayahnya, maka sang anak tidak serta merta berteriak, "Yah, ada telepon!!! " melainkan jalan menghampiri sang Ayah dan mengatakan bahwa ada telepon dari Bapak X untuk Ayah.
- Menahan diri untuk tidak menjawab dengan ketus atau berdebat kusir.
- Menghargai hak milik orang lain di rumah maupun di luar rumah. Misalnya, jika adik ingin menggunakan barang kakak, maka sang adik harus minta ijin terlebih dahulu.
- Menjawab telepon dengan baik.
- Menjaga kerapihan dan kebersihan kamarnya.
- Melakukan tugas rumah tangga (chores) yang menjadi bagiannya dengan senang hati, tepat waktu, dan efisien.
- Memainkan musik dengan suara yang wajar sehingga tidak mengganggu orang lain.
- Menghormati privasi orang lain.
- Menunggu dengan sabar gilirannya jika harus mengantri / mengantri dengan tertib untuk segala sesuatu.
- Mengucapkan maaf / permisi jika tak sengaja menyenggol / menabrak orang lain.
- Melayani tamu dengan baik.
- Menuliskan ucapan terima kasih untuk hadiah, kunjungan, dan  kebaikan apapun yang diterima dari orang lain.
- Memiliki kebiasaan tepat waktu.
- Menghormati pengemudi mobil ketika berkendaraan bersama / ikut dalam kendaraan orang lain.
- Membuang sampah pada tempatnya.
- Mematuhi peraturan keselamatan dalam mengendarai sepeda, menyebrang jalan, dll.
- Bersikap baik terhadap binatang / tidak gemar menganiaya binatang karena binatang.

Wah, terbayang betapa indahnya Indonesia jika setiap keluarga mengajarkan hal-hal tersebut di atas, terutama di kota besar seperti Jakarta. Warga akan dengan tertib mengantri untuk segala hal, semua akan membuang sampah pada tempatnya, dan setiap warga akan mematuhi peraturan berlalu lintas. Tidak perlu iklan layanan masyarakat untuk selalu mengingatkan, karena hal-hal tersebut sudah menjadi kebiasaan yang diajarkan sejak dini serta dicontohkan dan dipraktikkan oleh segenap anggota keluarga. Yuk, kita jadikan Indonesia yang lebih beradab dan nyaman untuk ditinggali dengan mengajarkan anak tata krama sedini mungkin.











[1] Daftar ini diterjemahkan dari buku You Can Raise A Well-Mannered Child oleh Julie Hines Moore, dengan beberapa tambahan dan interpretasi yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.

No comments:

Post a Comment