Monday, August 19, 2013

A Family With Purpose


Bayangkan Anda seorang karyawan yang baru diterima bekerja di sebuah perusahaan baru dan di hari pertama bekerja Anda sadar bahwa masing-masing karyawan mengerjakan apapun yang mereka suka. Tidak ada visi perusahaan, tidak ada kepemimpinan, dan tidak ada rincian pekerjaan. Mungkin awalnya Anda senang-senang saja karena tidak ada yang menyuruh dan mengatur Anda ini itu, tapi kira-kira berapa lama perusahaan itu akan bertahan?



Begitu juga dengan keluarga yang dibentuk tanpa tujuan atau visi. Awalnya mungkin tidak apa-apa tapi jika keluarga tidak memiliki tujuan maka lama kelamaan situasi atau orang lain lah yang akan menetapkannya untuk mereka. Jika pasangan tidak menjadi satu tim menuju tujuan yang sama, akan mudah sekali berpisah karena tidak punya anak, ada orang lain yang lebih menarik, desakan keluarga besar atau situasi sulit lainnya.

Idealnya menentukan tujuan keluarga adalah ketika sebelum menikah. Waktu sedang pacaran (ciee..) atau persiapan pernikahan, diskusi paling utama biasanya hal-hal yang menyangkut acara hari H pernikahan tapi jarang sekali tentang kehidupan pernikahan atau berkeluarga itu sendiri. Pertanyaan seperti, “mau dimana arah kehidupan berkeluarga kita nanti? Keluarga seperti apa yang akan kita bentuk? Hal-hal apa yang ingin kita capai sebagai satu keluarga?”  jarang didiskusikan padahal sangat penting.

Bagaimana cara menetapkan tujuan bagi keluarga Anda? Garry Smalley dalam bukunya Home Remediesyang ditulis bersama John Trent, Ph.D., membagikan metode 5M dalam menetapkan tujuan hidup dan berkeluarga. Kita ambil contoh Ratna dan calon pasangannya Jaka untuk mengilustrasikan bagaimana cara menggunakan 5M ini.

1. Master:  Who am I going to live for?
Master (tuan) ini mengacu kepada siapa / apa yang saya sembah. Sejak kecil orangtua Ratna sudah mengajarkan Ratna untuk menyembah dan menempatkan Tuhan yang utama dalam hidupnya. Oleh karena itu Ratna dengan mudah menjawab siapa yang ia sembah.

2. Mission: What does God want me to do?
Setelah jelas siapa / apa yang saya sembah, maka pertanyaan mission (misi) mengacu pada apa yang dapat kita persembahkan untuk menyenangkan yang kita sembah. Karena sudah jelas bahwa yang ia sembah terutama dalam hidup adalah Tuhan, maka misi ini berguna untuk mencari tau apa yang Tuhan mau ia lakukan dalam hidupnya. Misalnya misi dalam hidup Ratna adalah untuk berkontribusi terhadap kemajuan pendidikan di daerahnya.

3. Method: How will I fulfill my mission?
Method (metode)mengacu pada cara mencapai misi. Poin metode ini menjawab pertanyaan Ratna, “bagaimana caranya saya dapat berkontribusi terhadap kemajuan pendidikan di daerah saya?” Hal ini bisa ditempuh dengan berbagai cara, seperti menjadi guru, pengembang kurikulum, fasilitator pendidikan keluarga, dan masih banyak lagi sesuai dengan kerinduan masing-masing pribadi.

4. Maintenance: How will I evaluate and adjust my methods?
Maintenance(perawatan/pengawasan) ini adalah evaluasi berkala terhadap metode yang dilakukan. Apakah sudah tepat dan efektif atau perlu diubah karena kondisi kesehatan, status pernikahan, dll. Jika sudah tepat, adakah cara untuk membuatnya semakin efektif?

5. Mate: Do we agree about our mission?
Mate (teman hidup) ini mengacu pada sinkronisasi tujuan hidup, atau 4M di atas, terhadap calon pasangan atau keluarga yang akan dibentuk. Semenjak masih lajang, sebaiknya setiap kita sudah menetapkan 4M yang pertama, kemudian ketika tiba waktunya untuk menikah sang pemuda / i dapat menanyakan dapat menanyakan M yang kelima. Apakah pernikahan akan membantunya mencapai misi hidupnya meskipun metode pencapaiannya akan berubah? Apakah calon pasangannya ini berbagi  visi atau saling mendukung  visi hidup satu sama lain? Baru setelah itu bersama-sama menetapkan tujuan bersama keluarga yang akan dibentuk.


Kembali lagi pada Ratna. Suatu hari Ratna bertemu dengan Jaka, seorang pemuda yang bekerja di
bidang ekonomi. Keduanya memiliki master yang sama dan misi yang saling melengkapi. Jaka memiliki misi untuk memajukan perekonomian daerahnya sementara Ratna memiliki misi untuk berkontribusi terhadap kemajuan pendidikan di daerahnya. Ketika menikah mereka membuat misi keluarga mereka untuk menyejahterakan daerahnya melalui bidang ekonomi dan pendidikan. Dua misi menjadi satu. Ratna dan Jaka pun sepakat untuk menyesuaikan metode mereka karena mereka ingin menanamkan nilai-nilai hidup mereka pada anak-anak mereka yang masih kecil, yaitu nilai kontribusi agar kelak mereka dapat berguna bagi sesama. Oleh karena itu mereka perlu mendidik anak-anak mereka sendiri dan melakukan pembagian tugas di mana salah satu orangtua harus bekerja di rumah dan yang satu di luar rumah, dan diputuskan bersama bahwa Ratna lah yang akan berkerja di rumah. Jadi, metode yang ditempuh oleh Ratna yang semula bekerja menjadi guru penuh waktu di sebuah SMA diubah dengan menjadi kontributor tetap di sebuah majalah pendidikan di daerahnya dan ketika anak-anak sudah berusia di atas 5 tahun, menjadi konsultan pendidikan paruh waktu di sebuah lembaga non-profit. Metode yang ditempuh Ratna tidak mengesampingkan kepentingan pendidikan anak-anaknya karena sangat fleksibel. Anak-anak pun sejak kecil diajarkan untuk peduli terhadap kondisi ekonomi dan pendidikan daerahnya. Ketika Jaka sedang membantu usaha salah satu peserta UKM di daerahnya, Ratna dan anak-anak pun ikut mendukung, begitu juga ketika Ratna sedang memberikan konsultasi pendidikan. Misi orangtua menjadi misi anak-anak juga, satu keluarga menuju tujuan yang sama untuk berguna bagi sesama.


Bagaimana jika sudah bertahun-tahun berkeluarga dan baru menyadari hal ini sekarang? Tidak pernah terlambat, asalkan satu keluarga sepakat menentukan tujuan bersama dan berkomitmen untuk bersama-sama berjalan memenuhi tujuan tersebut. Satu hal yang perlu diingat, tujuan yang mendatangkan kebahagiaan biasanya adalah tujuan yang tidak bersifat egois melainkan yang bersifat memberikan sumbangsih atau kontribusi  bagi lingkungan dan komunitasnya.





                                                                                                                                        

No comments:

Post a Comment