Monday, January 27, 2014

Tips Mendidik Anak agar Mendengar dan Mematuhi Instruksi - part 1

Suatu hari, seorang teman yang sedang kembali ke Indonesia setelah lama merantau, menulis sebuah status di sebuah media sosial yang isinya mengomentari suasana bioskop di sebuah kota di Jawa Timur ketika dia beserta anak-anaknya sedang menunggu film yang akan mereka tonton. Dua komentar yang menarik adalah (1) komentarnya mengenai seorang ibu yang datang dengan tiga anak dan dua pengasuh serta (2) banyaknya anak-anak yang berlari-larian tanpa pengawasan orangtua. Status teman saya ini kemudian ditanggapi oleh seorang teman lainnya yang mengatakan bahwa di Jakarta ia menemukan seorang ibu yang pergi ke mall bersama satu anak dan dua pengasuhnya.



Tentu tidak salah membayar asisten rumah tangga untuk membantu tugas orangtua. Tugas orangtua tidak mudah, kita semua pasti membutuhkan bantuan dari waktu ke waktu. Namun, yang perlu dipertanyakan adalah ketika orangtua tidak dapat berfungsi dan mengatur anak-anaknya ketika berada di di luar rumah tanpa keberadaan sang pengasuh. Salah satu alasan mengapa keberadaan pengasuh menjadi satu hal yang sangat dibutuhkan, terutama ketika keluar rumah, adalah anak-anak yang tidak dibiasakan untuk mandiri dan patuh pada instruksi orangtua.

Mandiri dalam hal apa? Mandiri dalam arti memiliki keterampilan hidup dasar untuk bisa hidup sehari-hari, seperti makan sendiri misalnya. Jika anak usia SD masih harus disuapi sambil bermain-main, maka orangtua pasti butuh pengasuh ketika jalan ke mall, “siapa juga yang mau ngejar-ngejar sambil nyuapin anak di mall, biar si mba aja yang ngerjain deh.” Instruksi seperti apa? Instruksi dasar yang berguna bagi keselamatan anak dan ketertiban umum, seperti stop, tidak, tunggu atau instruksi untuk tidak berlari-larian di bioskop dan menunggu di dekat orangtua misalnya. Tentu pengasuh dibutuhkan untuk memegangi atau menggendong-gendong anak jika sang anak tidak dapat mematuhi instruksi dasar tersebut.

Tulisan kali ini saya khususkan untuk berbagi beberapa teknik yang saya pelajari dan praktikkan mengenai bagaimana melatih anak agar dapat mendengar dan mematuhi instruksi. Mengapa anak harus dapat mendengar dan mematuhi instruksi? Karena kemampuan untuk mendengar dan mematuhi instruksi orangtua sedini mungkin merupakan landasan bagi orangtua untuk membangun karakter anak agar anak tumbuh dewasa dengan memiliki kualitas karakter yang yang baik (seperti yang pernah saya tulis di sini). Lebih jauh lagi, kualitas karakter anak merupakan modal dasar untuk dapat menghasilkan pribadi yang dapat berkontribusi dan berguna bagi sesama serta lingkungannya. Bukankah hal ini yang menjadikan hidup bernilai?

Berikut beberapa teknik yang saya gunakan untuk melatih anak untuk mematuhi instruksi

Blanket Time

Tujuan blanket time ini untuk melatih anak sabar, bisa bermain sendiri  dan patuh terhadap instruksi orangtua.

Alat-alat yang dibutuhkan:
- Selimut kecil
- Timer 
- Satu mainan

Teknik:
- Untuk menghilangkan kesan seram, orangtua sebaiknya memulai blanket time seperti akan memulai suatu permainan. Jadi bilang, "hore sekarang kita mau blanket time.. asik.. asik.." 
- Kemudian sebarkan selimut di lantai. 
- Setelah itu bilang, “nak duduk di atas sini ya, tunggu sampe bel bunyi baru boleh bangun.”
- Untuk pertama kali pasang timer untuk 5 menit dulu. 
- Setiap kali anak berusaha keluar, bilang no dan balikin ke atas selimut. Semakin lama semakin tegas.
- Setelah timer bunyi, angkat anak dan lakukan perayaan kecil. "Yeay, berhasil... Jova berhasil blanket time." Sambil menari-nari atau jalan keliling ruanganan.
- Jika anak sudah  lulus 5 menit blanket time, waktunya dapat ditingkatkan menjadi 10 menit dan seterusnya.
- Ketika waktu ditingkatkan, anak boleh mulai diberikan satu mainan untuk dimainkan di atas blanket. Jika mainannya dilempar keluar selimut, maka mainannya diambil dan tidak dikembalikan lagi setidaknya sampai anak selesai blanket time. Ini juga untuk mengajari agar anak tidak melempar-lempar barang.
- Lakukan ini di waktu yang sama setiap hari dengan periode waktu yang semakin ditingkatkan, sampai dirasa anak sudah dapat mendengar instruksi dan bisa bermain sendiri dengan tenang untuk periode waktu tertentu.

Usia ideal untuk mulai melakukan teknik blanket time:
Orangtua dapat memulai ketika anak berusia 18 bulan.
Umur 18 bulan - 3 tahun ini sering dikenal dengan periode terrible two.

John Rosemond, seorang pakar psikologi anak, mengatakan ciri-ciri terrible two ini antara lain:
- Demanding (tidak sabar dan sangat menuntut)
- Tantrum (berteriak dan menangis histeris, terutama jika dilarang)
- Defiant (menentang apapun yang dibilangin orangtuanya)
- Highly attention-seeking (selalu minta perhatian dan tidak dapat menghargai bahwa orang lain juga memiliki hak)
- Impulsive / lack in self-control (tidak bisa mengendalikan emosi atau keinginannya)
- Unwilling to engage in tasks requiring sustained effort (tidak punya kegigihan untuk tekun menyelesaikan tugas yang membutuhkan usaha)
- Vehemently denies responsibility for wrong doing (pokoknya tidak mau mengaku salah)

Jika orangtua tidak mendidik, ciri-ciri yang terjadi pada masa terrible two ini akan berlanjut terus sampai anak beranjak dewasa. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak anak-anak (juga orang dewasa) mudah membentak jika marah, tidak mengenal sopan santun, tidak dapat mengendalikan diri, tidak bertanggung jawab, dan tidak pernah mau mengakui kesalahan seperti ciri terrible two di atas. (Sepertinya ciri ini juga dapat ditemui pada banyak pejabat di Indonesia ya hehe...)



Jadi tugas kita sebagai orangtua adalah mengarahkan karakteristik antisosial terrible two pada anak-anak ini menjadi karakteristik manusia yang beradab, bertanggungjawab dan berbagai kualitas karakter yang baik lainnya seperti memiliki kasih, suka cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri. Lebih jauh lagi, James Dobson, yang juga seorang pakar psikologi anak, mengatakan bahwa waktu untuk membentuk karakter anak ini singkat. Periode paling efektif untuk meletakkan pondasi karakter adalah di bawah usia tiga tahun; di atas usia tiga tahun masih memungkinkan namun tugas orangtua akan semakin berat karena karakter dasar anak sudah mulai mengakar.



Baca selanjutanya di ...

Tips Mendidik Anak agar Mendengar dan Mematuhi Instruksi - part 2

No comments:

Post a Comment